Penguasaan Metode Penyampaian Materi
Lebih Penting dari Sekedar Menguasai Materi
Dalam proses belajar mengajar di Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ), ustadz menempati posisi urgen bahkan penentu berhasil tidaknya pencapaian tujuan suatu proses Kegiatan Belajar Mengajar. Sekalipun proses pembelajaran telah menggunakan berbagai model pendekatan dan metode yang lebih memberi peluang santri aktif, kedudukan dan peran ustadz tetap penting dan menentukan.
Dalam sebuah ungkapan bahasa Arab dinyatakan,
“Ath-thoriqotu ahammu minal maadah, wal mudarrisu ahammu min kulli syai’ “
(Metode atau cara pembelajaran lebih penting daripada materi pembelajaran, dan guru/ustadz lebih penting dari segalanya).
Ungkapan ini mengandung makna bahwa seorang ustadz harus menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan. Lebih baik dari itu, penguasaan metode pembelajaran oleh seorang ustadz memiliki arti lebih penting lagi dan menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran daripada hanya penguasaan materi. Karena bisa jadi ada sesorang yang lancar dan fasih bacaan al-Qur'annya, dia bingung saat mengajar kepada para santrinya, sehingga santri tidak bisa sehebat ustadznya.
Di atas itu semua, posisi dan peran ustadz jauh lebih penting dan menentukan atas segalanya. Materi, metode, media, dan sumber pembelajaran, semuanya menjadi tidak bermakna apabila ustadz tidak mampu memerankan tugasnya dengan baik. Ustadz merupakan ujung tombak sekaligus dirigen yang berperan memimpin “pertunjukan orkestra pembelajaran di TPQ”.
Melihat betapa pentingnya peran ustadz dalam TPQ, maka kualitas sumber daya manusia yang unggul dari seorang ustadz mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu kompetensi ustadz wajib dimiliki.
Dari Latar belakang seperti itulah, Rumah Tartil terketuk untuk sedikit memberikan sumbangsih pemikiran yang berkaitan dengan metodologi pengajaran al-Qur'an untuk para calon ustadz-ah, dengan harapan mereka bukan hanya berbekal menguasai pembacaan al-Qur'an, namun juga mengusai cara mengajarkan al-Qur'an dengan baik dan menyenangkan para santri.
Ustadz berkualitas, yakinlah santrinya juga akan berkualitas...
“Ath-thoriqotu ahammu minal maadah, wal mudarrisu ahammu min kulli syai’ “
(Metode atau cara pembelajaran lebih penting daripada materi pembelajaran, dan guru/ustadz lebih penting dari segalanya).
Ungkapan ini mengandung makna bahwa seorang ustadz harus menguasai materi pembelajaran yang akan disampaikan. Lebih baik dari itu, penguasaan metode pembelajaran oleh seorang ustadz memiliki arti lebih penting lagi dan menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran daripada hanya penguasaan materi. Karena bisa jadi ada sesorang yang lancar dan fasih bacaan al-Qur'annya, dia bingung saat mengajar kepada para santrinya, sehingga santri tidak bisa sehebat ustadznya.
Di atas itu semua, posisi dan peran ustadz jauh lebih penting dan menentukan atas segalanya. Materi, metode, media, dan sumber pembelajaran, semuanya menjadi tidak bermakna apabila ustadz tidak mampu memerankan tugasnya dengan baik. Ustadz merupakan ujung tombak sekaligus dirigen yang berperan memimpin “pertunjukan orkestra pembelajaran di TPQ”.
Melihat betapa pentingnya peran ustadz dalam TPQ, maka kualitas sumber daya manusia yang unggul dari seorang ustadz mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu kompetensi ustadz wajib dimiliki.
Dari Latar belakang seperti itulah, Rumah Tartil terketuk untuk sedikit memberikan sumbangsih pemikiran yang berkaitan dengan metodologi pengajaran al-Qur'an untuk para calon ustadz-ah, dengan harapan mereka bukan hanya berbekal menguasai pembacaan al-Qur'an, namun juga mengusai cara mengajarkan al-Qur'an dengan baik dan menyenangkan para santri.
Ustadz berkualitas, yakinlah santrinya juga akan berkualitas...